Kabupaten Kaimana sebagai sebuah
kabupaten baru mempunyai banyak sekali sub suku yang mempunyai ciri khas
yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini merupakan suatu potensi yang
cukup besar terutama dari sisi peningkatan sumber daya manusia.Berikut
ini diungkapkan beberapa sub suku yang ada di Kabupaten Kaimana.
Buruwai
Orang Buruwai atau Karufa berada di
bagian selatan semenanjung Bomberai, bagian barat Teluk Kamrau. Daerah
mereka termasuk ke dalam wilayahkabupaten Kaimana. Daerah mereka antara
lain Guriasa, Tairi, Hia, Gaka, Yarona, Kuna, Esania dan Marobia.
Populasi mereka sekitar 700 jiwa (tahun1997). Nama lainnya Asienara,
Madidwana
Irahutu
Orang Irahutu atau Irarutu mendiami
bagian timur semenanjung Bomberai, di kepala burung Irian, mulai dari
sebelah barat daya teluk Arguni sampai ke utara ke teluk Bintuni.
Pemukiman mereka tersebar di 40 buah desa dengan jumlah populasi sekitar
4.000 jiwa. Bahasa mereka termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Daerah mereka sendiri berada dalam wilayah Kabupaten Manokwari, sebagia
berada di Teluk Arguni. Desa mereka antara lain Manggera, Kupriai,
Warmenu, Egerwara, Wararoma, Temia, Warafuta dan Rauna.
Iresim
Suku bangsa ini mendiami daerah pesisir
selatan teluk Cendrawasih, yaitu di sebelah barat kota Nabire, dan di
dekat danau Yamur. Daerah tersebut berada dalam wilayah distrik teluk
Etna, Kabupaten Kaimana. Jumlah populasinya sekitar 100 jiwa. Bahasa
mereka termasuk dalam kelompok bahasa Wurm-Hatori (sub-kelompok bahasa
teluk Cendrawasih) dari rumpun bahasa Papua.
Kambrau
Orang Kambrau atau Kamberau atau Lambrau
berdiam di semenanjung Bomberai sebelah tenggara, di sekitar teluk
Kamberau. Desa-desa mereka adalah Ubia Seramuku, Bahomia, Inari,
Tanggaromi, Koi, Wamesa dan Coa do wilayah distrik Kaimana dan Distrik
Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana. Jumlah Populasinya 9000 jiwa. Bahasa
mereka masih satu kelompok dengan bahasa Kamoro dan Asmat.
Kamoro
Ada banyak pendapat berkenaan dengan
suku bangsa ini, pertama menganggap bahwa Kamoro sama dengan Mimika,
kedua, orang Kamoro adalah sub-kelompok suku Mimika. Ketiga, Kamoro
adalah kesatuan bahasa daerah. Mereka mendiami daerah pantai selatan
Irian Jaya yang berawa, kira-kira disebelah barat laut wilayah orang
Asmat, tepatnya ddi wilayah Mimika Timur dan Mimika Barat. Nama lain
mereka adalah Lakahia, Nagramadu, Kaokonau, Umari, Neferipi, Maswena.
Sebagai bagian dari kelompok suku bangsa
Mimika, orang Kamoro mendiami wilayah bagian barat dekat teluk Etna,
jumlah populasi mereka sekitar 8.000 jiwa. Desa mereka antara lain
Tarja, Kamora, Wania, Mukumuga
Koiwai
Orang Koiwai atau Namatote mendiami
daerah pesisir selatan Irian Jaya, yaitu di bagian selatan Leher Burung
Irian, tepatnya di sebelah barat laut di Kaimana terus ke tenggara ke
Maimai. Sebagian lagi mendiami pulau Namatote dan pulau-pulau keil lain
di teluk Kamrau. Desa-desa mereka adalah, Keroi, Namatota, Waikala,
Namatote, Kayumerah dan Maimai. Daerah ini termasuk dalam distrik
Kaimana dan Teluk Etna. Jumlah populasi mereka sekitar 700 jiwa. Nama
lain mereka adalah Kaiwai, Kuiwai Koiwai, Namatota Aiduma, Kayumerah.
Mairasi
Suku bangsa Mairasi menddiami daerah di
sekitar teluk Arguni, sampai ke teluk Triton (Etna) dan teluk Wandamen
timur laiut, di daerah Leher Burung Irian. Daerah mereka masuk ke dalam
kabupaten Kaimana terutama di distrik Kaimana dan Teluk Etna serta
sebagian masuk di daerah Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka
3.000 jiwa. Kata Mairasi berarti “asli”, bahasa ini termasuk dalam
kelompok bahasa Papua. Desa mereka adalah Morano, Faranyao, Sisir, Lobo,
Susunu, Warika, Kokoroba, Barari, Urisa, dan Maimai. Nama lain mereka
adalah Kaniran, Faranyao.
Mer
Orang Mer tinggal di daerah bagian
tengah Kepala Burung Irian, yaitu di sekitar mata air Wosimi dan hulu
sungai Urema. Daerah tersebut termasuk dalam wilayah Distrik Teluk Etna
dan Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka sekitar 200 jiwa.
Desa-desa mereka antara lain Ure atau Muri dan Javor. Nama lain mereka
Muri atau Miere
Mor
Suku bangsa kecil ini berdiam di sekitar
daerah timur laut semenanjung Bomberai, yaitu di pantai selatan Teluk
Bintuni. Daerah in termasuk ke dalam wilayah Distrik Kaimana.
Populasinya sekitar 100 jiwa. Desa mereka Tomage.
Semimi
Orang Semimi meniami daerah bagian
selatan Leher Burung Irian Jaya, yaitu sekitar Teluk Etna, sampai ke
Teluk Triton. Daerah mereka termasuk wilayah Distrik Teluk Etna. Jumlah
populasi mereka sekitar 300 jiwa.
Penduduk asli di Kabupaten Kaimana
secara umum mengembangkan pola usaha tani tanaman ubi-ubian, diikuti
dengan kegiatan mengumpulkan hasil hutan, berburu ataupun menangkap
ikan. Disamping itu masih terdapat penduduk yang melakukan sistem
perladangan berpindah.
Pola konsumsi pangan yang masih
membudaya dikalangan penduduk asli adalah makanan sehari-hari berupa
ubi-ubian dan sagu, namun dilain sisi ternyata sagu dan ubi-ubian sudah
mulai tergeser oleh jenis makanan lain yaitu beras. Hal ini ditunjang
oleh adanya fasilitas-fasilitas perdagangan yang menjual 9 bahan
kebutuhan pokok penduduk. Selain itu karena semakin terbukanya daerah
ini dari daerah luar.
Dengan melihat kelompok-kelompok etnis
ini diharapkan dalam setiap kegiatan pembangunan di Kabupaten Kaimana
dapat dijadikan sebagai latar belakang dan dasar untuk menentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan langsung dengan
kelompok masyarakat tersebut. Disamping itu di Kabupaten Kaimana
terdapat minoritas penduduk yang berasal dari berbagai daerah dalam
wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, misalnya keberadaan suku
Bugis, Jawa, Cina dan lain sebagainya. Keberadaan mereka perlu juga
menjadi pertimbangan, karena mereka sudah sejak lama bermukim bahkan ada
yang lahir dan mati di Kabupaten Kaimana.
0 komentar:
Posting Komentar